Analisis Kebijakan Publik dan Lingkungan Kebijakan
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
A.
Analis Kebijakan
a.
Pengertian Analis Kebijakan
Analisis Kebijakan memiliki banyak
makna menurut beberapa pendapat, antara lain :
ü William N. Dunn (2000) mengemukakan bahwa
analisis kebijakan adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan
berbagai macam metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan
informasi yang relevan dengan kebijakan, sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat
politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan.
ü Weimer
and Vining, (1998:1): The product of policy analysis is advice. Specifically,
it is advice that inform some public policy decision. Jadi analisis kebijakan
publik lebih merupakan nasehat atau bahan pertimbangan pembuat kebijakan publik
yang berisi tentang masalah yang dihadapi, tugas yang mesti dilakukan oleh
organisasi publik berkaitan dengan masalah tersebut, dan juga berbagai
alternatif kebijakan yang mungkin bisa diambil dengan berbagai penilaiannya
berdasarkan tujuan kebijakan.
Jadi,
Analisis Kebijakan Publik adalah proses penciptaan pengetahuan dari dan dalam
proses penciptaan kebijakan.
Dari
pengertian analisis kebijakan di atas, maka analis kebijakan itu sendiri yakni
seseorang yang menjalankan tugasnya dalam menganalisis sebuah kebijakan. Dalam
kegiatannya tersebut seorang analis kebijakan bertujuan memberikan rekomendasi
untuk membantu para pembuat kebijakan dalam upaya memecahkan masalah-masalah
publik. Karena di dalam analisis kebijakan publik terdapat informasi-informasi
yang berkaitan dengan masalah-masalah publik serta argumen-argumen tentang
berbagai alternatif kebijakan, sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada
pihak pembuat kebijakan.
Analisis
kebijakan
merupakan aktivitas penciptaan pengetahuan tentang (of) dan dalam (in) atau untuk (for) proses
pembuatan kebijakan. Jadi dalam menciptakan
pengetahuan tersebut, para analis melakukan investigasi sebab-sebab,
konsekuensi-konsekuensi, dan kinerja kebijakan publik beserta program-program
yang telah dilaksanakannya
Maka
dari itu seorang analis kebijakan dalam menjalankan kegiatannya memiliki
beberapa ciri yakni :
(1) Analis
kebijakan merupakan kegiatan kognitif, yang terkait dengan proses pembelajaran
dan pemikiran.
(2) Analis
kebijakan merupakan hasil kegiatan kolektif, karena keberadaan sebuah kebijakan
pasti melibatkan banyak pihak, dan didasarkan pada pengetahuan kolektif dan
terorganisir mengenai masalah-masalah yang ada.
(3) Analis
kebijakan merupakan kegiatan disiplin intelektual terapan yang bersifat
reflektif, kreatif, imajinatif dan eksploratori.
(4) Analis
kebijakan publik kegiatannya berkaitan dengan masalah-masalah publik, bukan
masalah pribadi walaupun masalah tersebut melibatkan banyak orang.
b.
Bentuk Analisis Kebijakan
Bentuk-bentuk analisis publik dapat
dibedakan berdasarkan kajian kebijakannya yaitu analisis kebijakan sebelum dan
sesudah adanya kebijakan publik tertentu. Yang mana analisis kebijakan sebelum
adanya kebijakan publik berpijak pada permasalahan publik semata sehingga
hasilnya benar-benar sebuah rekomendasi kebijkan publik yang baru. Akan tetapi
dari kedua bentuk analisis kebijakan diatas memiliki tujuan yang sama yakni
memberikan rekomendasi kebijakan kepada penentu kebijakan agar bisa didapatkan
sebuah kebijakan yang lebih berkualitas.
Menurut Dunn (2000: 117) bentuk utama
analisis kebijakan yaitu:
a) Analisis
Kebijakan Prospektif
Berupa produksi dan transformasi
informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis
kebijakan disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk
dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan
secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai
landasan atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan.
b) Analisis
Kebijakan Retrospektif
Adalah sebagai penciptaan dan
transformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis
berdasarkan kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni analis
yang berorientasi pada disiplin, analis yang berorientasi pada masalah dan
analis yang berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis
retrospektif ini terdapat kelebihan dan kelemahan.
c) Analisis
Kebijakan yang terintegrasi
Merupakan bentuk analisis yang
mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada
penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan
diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak hanya mengharuskan para
analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan perspektif, tetapi
juga menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan dan
mentransformasikan informasi setiap saat.
c. Tipe
dan Gaya Analisis Kebijakan
Dalam seorang analis kebijakan yang
mana dalam menganalisis sebuah kebijakan yang menjadi targetnya terdapat tiga
elemen, antara lain:
è Faktor
determinan utama
è Isi
kebijakan
è Dampak
kebijakan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Oleh karena itu, tipe dalam
menganalisis kebijakan dapat dikategorikan menjadi dua tipe yaitu :
Ø Tipe
Analisis Akademis
yang mana Tipe ini berfokus pada
hubungan antara faktor determinan utama dengan isi kebijakan dan berusaha untuk
menjelaskan hakikat, karakteristik dan profil kebijakan dan bersifat komparatif
baik dari segi waktu maupun segi subtansi. Sedangkan
Ø Tipe
Analisis Terapan
yakni yang mana Tipe ini lebih
memfokuskan diri pada hubungan isi kebijakan dengan dampak kebijakan serta
lebih berorientasi pada evaluasi kebijakan dan bertujuan untuk menemukan
alternatif lebih baik dan bisa menggantikan kebijakan yang sedang dianalisis.
Sedangkan, dalam gayanya menganalisis
kebijakan seorang analis membedakannya dalam tiga kategori, yaitu:
1) Analisis
Deskriptif
Dalam analisis ini masih dibedakan
menjadi 2 bagian yakni
(a) analisis
isi (content analysis) yang merupakan
definisi empiris mengenai isi kebijakan terutama pada maksud, definisi masalah,
tujuan dan orientasi sebuah kebijakan;
(b) analisis
sejarah (historical analysis) yang lebih menekankan aspek
evolusi isi kebijakan dari awal pembentukan hingga implementasinya bahkan
bersifat ekspansif dengan membandingkan beberapa kebijakan secara
kronologis-sinkronis.
2) Analisis
Proses
Dalam analisis ini tidak begitu
berfokus pada isi kebijakan, namun lebih memfokuskan diri pada proses politik
dan interaksi faktor-faktor lingkungan luar yang kompleks dalam membentuk
sebuah kebijakan. Proses politik inipun masih didekati dengan dua arah yakni
proses interaksi para pemangku kepentingan dan struktur politis negara tempat
sebuah kebijakan dibuat.
3) Analisis
Evaluasi
Dalam analisis ini bertujuan
untuk menggambarkan tingkat penilaian. Penilaian yang diberikan bisa didasarkan
pada konsistensi logis, efisiensi dan karakteristik etis. Oleh karena itu
analisis evaluasi ini masih dibedakan menjadi tiga bagian yakni :
(a) evaluasi
logika, dimana analisis ini melakukan evaluasi atas beberapa dimensi yakni
konsistensi internal tujuan kebijakan; konsistensi tujuan dan instrumen
kebijakan; dan perbedaan antara konsekuensi yang diharapkan dan yang tidak
diharapkan;
(b) evaluasi
empiris, dimana analisis ini bertujuan untuk mengukur apakah kebijakan publik
mampu memecahkan masalah dan menekankan teknik-teknik untuk melihat efisiensi
dan efektifitas sebuah kebijakan;
(c) evaluasi
etis yang dalam analisisnya mengacu pada etika, norma dan nilai (value)
dimana dalam evaluasi yang lain sangat bersifat bebas nilai.
d. Model
Analisis Kebijakan
Seorang
analis kebijakan dalam tugasnya mengkritisi sebuah kebijakan memiliki dua
pendekatan yaitu :
1) Analisis proses kebijakan (analysis
of policy process)
Dimana dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas
proses perumusan, penentuan agenda, pengambilan
keputusan, adopsi, implementasi dan evaluasi dalam proses kebijakan. Jika dilihat dari item analisisnya,
pendekatan ini lebih melihat kandungan (content) sebuah proses kebijakan
2) Analisis dalam dan untuk proses kebijakan
(analysis in and for policy process)
Dimana
dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas teknik analisis, riset, advokasi
dalam sebuah proses kebijakan. Nampaknya, pendekatan ini cenderung melihat
prosedur proses kebijakan. Hasil analisis kebijakan adalah informasi yang
relevan bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan kebijakan. Analisis bisa
dilakukan pada semua tahap proses kebijakan. Pada tahap agenda setting,
analisis dilakukan untuk mengidentifikasi masalah publik dan memobilisasi
dukungan agar masalah publik tersebut menjadi kebijakan publik. Hasil analisis
tahap ini adalah daftar masalah publik yang menjadi agenda pemerintah. Analisis
pada tahap selanjutnya dilakukan untuk menemukan alternatif kebijakan publik
dengan menentukan tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Hasil analisis tahap
ini adalah pernyataan kebijakan (policy statement) yang
biasanya berupa peraturan perundangan. Analisis pada tahap selanjutnya mencakup
interpretasi dan sosialisasi kebijakan, merencanakan serta menyusun kegiatan
implementasi kebijakan. Hasil analisis pada tahap ini adalah aksi kebijakan (policy
action). Analisis berikutnya adalah evaluasi implementasi kebijakan
dengan memperhatikan tingkat kinerja dan dampak sebuah implementasi kebijakan.
Hasil analisisnya berupa informasi kinerja yang akan menjadi dasar tindakan
apakah kebijakan tersebut akan diteruskan atau sebaliknya.
Dan
Kegagalan sebuah kebijakan publik disebabkan oleh beberapa kesalahan antara
lain kesalahan dalam perumusan masalah publik menjadi masalah kebijakan,
kesalahan dalam formulasi alternatif kebijakan, kesalahan dalam implementasi
atau kesalahan dalam evaluasi kebijakan. Oleh karena itu seorang analis
kebijakan dalam menganalisa sebuah kebijakan di tiap tahap merupakan satu hal
yang krusial untuk mencegah kegagalan sebuah kebijakan.
e.
Ketertarikan Para Analis Kebijkan Publik
Dalam menganalisis seorang analis
kebijkan memiliki ketertarikan dalam hal, antara lain :
û Ketertarikan
untuk memahami kebijakan (analysis of policy)
û Ketertarikan
untuk memperbaiki kualitas kebijakan (analysis for policy) dan
û Ketertarikan
untuk kedua aktivitas tersebut.
Yang mana analysis of policy dan analysis for policy yaitu;
a)
analysis of policy
Dalam
analysis of policy ini, terdapat tiga studies yaitu:
è Studies
of policy content
(1) para
analis berusaha menggambarkan dan menjelaskan asal muasal (genesis) dan
perkembangan suatu kebijakan,
(2) melakukan
investigasi terhadap sebuah kasus atau lebih dengan maksud untuk melacak
bagaimana sebuah policy dimunculkan, bagaimana policy tersebut
diimplementasikan dan apa akibat/hasil/dampak dari kebijakan tersebut. Pada
umumnya karya akademik dari studi policy
content mengkonsentrasikan pada single policies atau single policy areas
seperti kebijakan sosial, kebijakan lingkungan, kebijakan luar negeri
è Studies
of policy output
Pada umumnya sama dengan studies of policy content
etapi berusaha untuk menjelaskan mengapa tingkat belanja atau penyediaan
pelayanan berbeda-beda dari waktu ke waktu, antara negara yang satu dengan
negara lainnya, atau antara pemerintah yang satu dengan pemerintah lainnya
è Studies
of the policy process
Study
proses
kebijakan memfokuskan pada bagaimana keputusan-keputusan kebijakan dibuat dan
bagaimana kebijakan dibentuk dalam suatu tindakan.
b)
analysis for policy
Dalam studi evaluasi analysis for
policy mengacu pada studi dampak karena itu berkenaan dengan dampak kebijakan
(bersifat deskriptif atau preskriptif).
Sehingga dalam Information for policy
making, data dikumpulkan
untuk membantu policy maker atau seorang analis kebijakan mengambil keputusan yang mana sering bersifat pragmatis berkenaan dengan
“apa yang telah dan tengah terjadi” yang berusaha untuk meyakinkan bahwa
kebijakan dan pelaksanaanya “didasarkan pada bukti-bukti nyata”
Dalam Process advocacy, para analis berusaha memperbaiki
sifat sistem pembuatan keputusan melalui realokasi fungsi-fungsi dan tugas, dan
melalui usaha untuk memperbaiki basis untuk membuat pilihan kebijakan melalui
pengembangan sistem perencanaan dan pendekatan-pendekatan baru untuk menentukan
pilihan hingga sub bidang administrasi negera atau publik.
Dan dalam Policy advocacy, para analis mengajukan
pilihan-pilihan dan gagasan-ggasan tertentu dalam proses kebijakan, baik secara
individu maupun bersama-sama dengan kelompok lain melaui kelompok penekan.
*******
0 Comments